Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan kurikulum pendidikan 2013 tidak akan diterapkan di seluruh sekolah dasar tapi hanya dilaksanakan di 30 persen SD di Indonesia.
"Setelah melakukan rapat internal dan mendengar masukan dari publik, kurikulum 2013 tidak diterapkan di semua sekolah dasar dan hanya dilakukan di kelas I dan IV terlebih dulu," kata Nuh kepada pers di Jambi, Senin (7/1).
Mendikbud berada di Jambi untuk sosialisasi kurikulum pendidikan 2013 serta melakukan dialog dengan para kepala sekolah serta guru, juga menghadiri rapat Paripurna DPRD Provinsi Jambi dalam rangka memperingati hari jadi ke-56 provinsi itu.
Dikatakannya, pemilihan penerapan hanya pada 30 persen sekolah dasar atas dasar jumlah sekolahnya yang cukup banyak yaitu sekitar 148.000 sekolah di seluruh Indonesia. Belum lagi jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tercatat sekitar 30.000.
Menurutnya, jumlah sekolah ini tentu berbanding lurus dengan jumlah gurunya yang juga tercatat cukup banyak meski hanya kelas I dan IV saja.
"Populasi SD ada 148.000 sekolah belum termasuk MI. Pelatihan guru harus rampung Juni. Sebenarnya bisa dilakukan juga Agustus tapi untuk yang Juli kan tidak mungkin," katanya.
Mendikbud menjamin bahwa tidak akan ada diskriminasi sekolah dalam penerapan kurikulum baru ini. Baik sekolah yang ada di kota maupun di pedalaman tetap menjadi sasaran implementasi kurikulum baru pada Juli mendatang.
Dengan cara itu, dia mengatakan tidak terjadi penumpukan di kota semua. Negeri dan swasta serta akreditasi apapun juga berhak untuk penerapan kurikulum," jelas Nuh.
Mengenai pelaksanaan kurikulum baru 2013 untuk SMP dan SMA akan dilaksanakan untuk kelas VII dan X di semua sekolah di seluruh Indonesia seperti yang sudah dipaparkan dalam konsep uji publik.
"Untuk SMP itu diterapkan di kelas VII seluruh sekolah. Untuk SMA/SMK sasarannya kelas X seluruh sekolah juga. Hanya SD saja yang 30 persen populasi sekolah," kata Nuh.
Menurutnya, sebelum diterapkan kurikulum baru 2013, pihaknya akan melaporkan terlebih dulu kepada Wakil Presiden Boediono. (Abdi Madrasah)
Sumber: Actual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar