Kamis, 28 November 2013

Demi Kesejahteraan Guru, Sertifikasi Tanpa Pandang Bulu


Penting dan mulianya dunia pendidikan tak lepas dari peran para guru dan tenaga kependidikan. Untuk itu, Dirjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama melalui percepatan program sertifikasi bagi para semua guru merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kualitas kesejahteraan guru.

Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam mengatakan bahwa program sertifikasi yang dilakukan oleh Kemenag adalah untuk semua guru, baik guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru Non-PNS. Namun yang lebih penting, bagi Dirjen Pendis, sertifikasi bagi guru Non-PNS akan dilaksanakan secara maksimal secara anggaran, “sebab, jika guru PNS itu mereka masih mempunyai gaji dari pemerintah, tapi yang non-PNS kan tidak punya selain sertifikasi,” ujarnya kepada Pinmas, Selasa (25 Nopember 2013).

Percepatan sertifikasi ini, lanjutnya Dirjen, diperuntukkan bagi semua guru madrasah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah umum ini masih mempunyai banyak kendala dalam standar pendidikan dalam memperoleh sertifikasi. Diantaranya ialah terkait masih banyaknya guru yang masih belum strata satu (S1), “masih ada sekira 30 hingga 40 persen, maka persyaratan ini harus dipenuhi,” tukas Nur Syam.

Selain standar kualifikasi tadi, mantan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya juga masih adanya kendala terkait belum konsistensinya para non-PNS dalam proses belajar mengajar, “karena persyaratannya harus 5 tahun berturut-turut tidak berhenti,” terangnya. Kendala lainnya ialah Kemenag tidak bebas dalam menentukan kuota jumlah guru yang harus disertifikasi.

Dari sejumlah 600.000 guru PNS dan non-PNS, lanjut Dirjen lagi, baru 40 persen yang sudah tersertifikasi. Sisanya masih harus menunggu karena batas kuota yang dimiliki Kemenag setiap tahun hanya 50 hingga 52 ribu guru yang disertifikasi. “Kalau kita konsisten dengan jumlah 52 ribu, itu artinya butuh 10 tahunan lebih baru rampung,” paparnya.

Tugas berat tadi, menurutnya masih ditambah dengan adanya tunjangan profesi guru yang rencananya akan baru bisa dibayarkan pada tahun depan. “ jumlahnya sekira 3,1 triliun. Ini menjadi hal yang berat tapi akan tetap kita prioritaskan demi kesejahteraan guru madrasah,” Dirjen mengakhiri.

Demikian info mengenai Demi Kesejahteraan Guru, Sertifikasi Tanpa Pandang Bulu, semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Senin, 25 November 2013

Perhitungan Jam Mengajar Bakal Berubah, Beban Tatap Muka Makin Ringan

Perhitungan jam mengajar saat ini memicu polemik. Banyak guru bersertifikat gagal mendapatkan tunjangan profesi pendidik (TPP). Pemicunya mereka gagal mengejar beban mengajar 24 jam tatap muka per pekan. Sistem perhitungan beban mengajar itu segera diubah.

Rencana pengubahan sistem penghitungan beban jam mengajar ini tertuang dalam revisi Peraturan Pemerintah 74/2008 tentang Guru. Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidikan (Kapus Bangprodik) Kemendikbud Unifah Rosyidi menuturkan, revisi PP tersebut sampai sekarang belum rampung.

"Di antara yang dibahas dan membuat pembahasan PP ini lama adalah tentang pengaturan baru beban jam mengajar," kata Unifah. Dia menuturkan Mendikbud Mohammad Nuh sudah mengeluarkan sikap bahwa pembahasan PP itu harus sudah tuntas di internal Kemendikbud akhir tahun ini.

Unifah menjelaskan sejalan dengan implementasi kurikulum baru, maka skema penghitungan beban jam mengajar guru diubah. Saat ini beban mengajar guru murni hanya dihitung dari tatap muka di kelas. Untuk mengajar target minimal memperoleh TPP, guru harus mengajar selama 24 jam tatap muka per pekan.

Meskipun belum ditetapkan, Unifah mengatakan sudah ada bayangan tentang skema penghitungan beban jam mengajar yang baru. "Dasarnya adalah prinsip kurikulum 2013," katanya. Dimana tugas guru tidak hanya mengajar di ruang kelas saja.

Tetapi dalam kurikulum baru itu, guru juga dituntut untuk bisa mendampingi siswa di luar kelas. Seperti pengamatan, penelitian, dan sebagainya. Bahkan aktivitas diluar pengajara, seperti merancang tugas, mengoreksi, dan mengisi rapor juga bisa dihitung menjadi beban mengajar.

Unifah menuturkan secara detail skema baru penghitungan jam mengajar masih digodok sampai saat ini. Dia berharap para guru menunggu dengan sabar hingga kebijakan baru ini benar-benar rampung. "Intinya penerapan kurikulum baru memiliki konsekuensi terhadap perhitungan beban kerja guru," tandasnya.

Jika skema baru ini dimulai tahun depan, berarti belum semua guru akan menjalaninya. Sebab sampai tahun depan, belum seluruh sekolah di Indonesia menjalankan kurikulum baru. Sesuai dengan tujuan awal, pengubahan skema penghitungan jam mengajar ini mengacu implementasi kurikulum 2013.

Meskipun begitu Kemendikbud memandang bahwa skema baru penghitungan beban mengajar ini akan disambut baik oleh guru. Khususnya bagi guru yang saat ini kekurangan jam mengajar dan tidak bisa mendapatkan kucuran TPP. Dengan penghitungan aktivitas di luar mengajar di dalam kelas, para guru tadi tidak perlu mengajar di banyak sekolah untuk mengejar beban mengajar minimal.
Sumber: JPNN.com

Minggu, 17 November 2013

Jam Mengajar Guru Dunia Maya Akan Dihitung Reguler/Tatap muka

Guru Dunia Maya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menerapkan terobosan baru. Para guru yang aktif mengajar secara online atau melalui dunia maya, akan dihitung seperti dosen reguler atau tatap muka. Penetapan standarisasi pembelajaran dunia maya akan ditetapkan.

Masuknya penilaian pembelajaran via dunia maya ini merupakan gagasan dari Pusat Teknologi dan Komunikasi (Pustekkom) Kemendikbud. Kepala Pustekkom Ari Santoso mengatakan, perhitungan aktivitas pembelajaran virtual itu berlaku untuk guru di jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi (dosen). "Perkembangannya sekarang, sedang dimatangkan landasan hukumnya," kata dia.

Landasan hukum yang sedang disusun bisa berupa peraturan menteri atau lainnya. Ari mengatakan tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan keseriusan pembelajaran melalui dunia maya.

Dia mengatakan bahwa aktivitas pembelajaran virtual sudah sangat tinggi. Sekolah-sekolah yang sudah tersambung dengan koneksi jaringan pendidikan nasional (jardiknas) juga terus tumbuh hingga di pelosok Indonesia. Bahkan jaringan pembelajaran online ini juga menyasar sekolah-sekolah anak Indonesia yang di luar negeri.

Pada prakteknya saat ini, guru yang melakukan pembelajaran via online biasanya guru-guru reguler atau guru kelas tatap muka. Dalam pengembangannya nanti, bisa jadi aka nada guru khusus yang mengajar via online.

Sistem mengajar online yang akan dihitung seperti tatap muka, juga belum ditetapkan. Apakah sekedar chatting dengan murid melalui situs jejarang sosial sudah dihitung sebagai beban mengajar atau belum, juga akan segera ditetapkan.

Ari mengatakan sistem perhitungan mengajar online yang dihitung seperti mengajar tatap muka bakal disambut guru dengan antusias. Sebab saat ini banyak guru yang kekurangan jam mengajar. Ketentuan beban jam mengajar adalah sebesar 24 jam tatap muka per pekan.

Bagi guru yang sudah bersertifikat, kekurangan jam mengajar tentu sangat merugikan. Pasanya tunjangan sertifikasi atau tunjangan profesi mereka baru bisa cari, jika memnuhi beban mengajar tersebut. "Regulasi penghitungan jam belajar online ini tentu akan segera kita matangkan," paparnya.

Kemendikbud tidak ingin kualitas pembelajaran online justru menurun dengan penghitungan itu. Sampai saat ini Kemendikbud belum mengeluarkan data jumlah guru yang aktif mengajar secara online.
Sumber : jpnn.com

Jumat, 15 November 2013

Langkah Membuat Website Sekolah/Madrasah Gratis Dengan Akun Padamu Negeri

Web Sekolah/Madrasah adalah penyambung informasi online antara pihak Sekolah/Madrasah dengan masyarakat luas. Dengan web sekolah/Madrasah kita bisa berbagi informasi dan data ke semua orang. Satu hal yang harus di miliki dalam membuat web yaitu sesuatu untuk di bagikan dengan orang lain.

Saat ini sudah banyak terdapat fasilitas online yang bisa kita manfaatkan untuk membuat website. Dua web creator terbesar di dunia yaitu blogger (seperti yang kami gunakan) dan wordpress bisa di nikmati dan di gunakan dengan gratis oleh semua orang hanya dengan mendaftar di akun keduanya.

Selain dua web tersebut, masih ada beberapa layanan publikasi blog yang tersedia untuk membuat Web sekolah/Madrasah. Salah satu yang akan kita bahas saat ini adalah Web sekolah/Madrasah milik telkom Siap Online. Dengan menggunakan layanan dari telkom tersebut sekolah/Madrasah dapat membuat Web sekolah/Madrasah secara Gratis.

Dengan berbekal akun Padamu Negeri maka setiap Sekolah/Madrasah dapat dengan mudah membuat sebuah Website Sekolah/Madrasah dengan cara mengaktifkan web Sekolah/Madrasah yang telah disediakan oleh telkom Siap Online.

Bagaimana cara mengaktifkan Web Sekolah/Madrasah?

Untuk mengaktifkan Web Sekolah/Madrasah ada beberapa langkah yang harus kita lakukan :
  • Sebagai langkah awal silahkan Operator Sekolah/Madrasah melakukan Login pada Web Padamu Negeri, seperti biasanya silahkan pilih Login Sekolah
  • Setelah masuk maka akan terbuka halaman seperti gambar dibawah ini. Pada Menu Administrasi Sekalah silahkan klik Lihat semua fitur

  • Kemuadian pada halaman berikutnya silahkan klik Publikasi & Dokumen, lihat gambar dibawah ini :

  • Setelah terbuka halaman berikutnya maka klik Lihat semua fitur yang tepat berada dibawah menu Publikasi, lihat gambar dibawah ini :
  • Langkah selanjutnya silahkan klik Aktifkan Web Sekolah, Perhatikan gambar dibawah ini :
  • Kemudian akan muncul Halaman Aktifasi Website Sekolah, Silahkan centang persetujuan layanan lalu klik Aktifkan, lihat gambar dibawah ini :
  • Setelah klik tombol Aktifkan maka tinggal menunggu Website kita diaktifkan oleh penyedia layanan maksimal 1 jam dari pengaktifan,tapi biasanya langsung aktif, untuk membuktikan Website sudah aktif atau belum silahkan refresh (muat ulang) halaman tersebut kalau sudah muncul halaman seperti dibawah ini, berarti tandanya website sudah aktif.


Selamat melihat web Sekolah/Madrasah anda dengan klik Buka Website sekolah dan selamat mengelola Web dengan Sekolah/Madrasah anda dengan Klik Kelola Website Sekolah.

Minggu, 10 November 2013

Provinsi Jawa Timur Juara KSM dan AKSIOMA Tingkat Nasional


Kontingen Provinsi Jawa Timur (Jatim) menjadi juara umum dalam Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional 2013 di Kota Malang. Jatim ditetapkan sebagai juara umum setelah mengumpulkan 7 medali emas, 4 perak. Kemudian posisi selanjutnya Kontingen Provinsi Banten dengan perolehan 7 emas, 2 perak, dan satu perunggu.

“Juara ketiga, Provinsi Jawa Barat dengan 4 emas, 6 perak dan 1 perunggu,” Kata Kepala Sub Direktorat Kurikulum, Kidup Supriyadi saat membacakan pengumuman, saat acara penutupan, di Kota Malang, Jumat malam (8/11).Untuk diketahui, Kompetisi Sains ini diikuti puluhan siswa madrasah dari 33 provinsi di Indonesia, mulai tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Tsanawiyah (MTs), dan Aliyah (MA) yang sebelumnya terjaring dari masing-masing wilayah.

Ajang kompetisi ini, setiap jenjang pendidikan memiliki mata pelajaran berbeda yang diujikan. Untuk siswa MI misalnya, hanya dua mata pelajaran diujikan, yakni Sains dan Matematika. Untuk tingkat MTs ada tiga mata pelajaran, antara lain Fisika, Matematika, dan Biologi.

Sedangkan tingkat MA ada enam mata pelajaran, yakni Biologi, Fisika, Kimia, Matematika, Fisika, Geografi, dan Ekonomi. Tes dalam KSM terbagi menjadi dua bagian, yakni tes teori pertama dan tes teori kedua. Untuk tes teori pertama hanya untuk melihat kemampuan dasar siswa terhadap mata pelajaran yang diujikan. Sementara untuk tes teori kedua memiliki bobot soal yang lebih berat atau aplikatif, yakni eksperimen untuk mata pelajaran sains dan eksplorasi untuk mata pelajaran non sains. 

Selain juara umum KSM, kontingen Jatim juga kembali menyabet juara umum dalam Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) yang digelar bersamaan dengan KSM. Aksioma digelar dua tahun sekali. Pada 2011 lalu, Jatim menjuarai perolehan medali saat digelar di Jakarta. “Juara umum adalah, Provinsi Jawa Timur dengan 7 medali emas, 5 perak dan 4 perunggu”kata Kidup saat membacakan pengumuman.

Lalu, disusul Kontingen Jawa Barat dengan perolehan 5 medali emas, 0 perak dan 4 perunggu. Sementara posisi ketiga disabet Provinsi DI. Yogyakarta dengan 4 emas, 2 perak dan 0 perunggu.

KSM dan Aksioma ini digelar selama 5 hari, mulai 5 hingga 9 Oktober. Acara ini dibuka oleh Menteri Agama Suryadharma Ali pada Selasa (5/11) malam, di Stadion Gajayana, Malang. Sementara penutupan digelar pada Jumat malam (8/11) oleh Sekjen Kementerian Agama, Bahrul Hayat.

Demikian info mengenai Provinsi Jawa Timur Juara KSM dan Aksioma Tingkat Nasional, Semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Minggu, 03 November 2013

Tingkatkan Mutu Madrasah, Kemenag adakan KSM dan Aksioma

Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat nasional di Malang, Jawa Timur mulai tanggal 5-9 November 2013. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pelajar madrasah untuk menyukai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta penelitian.

Direktur Pendidikan Madrasah Nurcholis Setiawan mengatakan, Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional Tahun 2013 diikuti oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah terbaik di tingkat provinsi.

"Kegiatan ini untuk menumbuhkan kompetisi prestasi dan tradisi ilmiah dari tingkat paling dasar," tandasnya saat ditemui di Kemenag, di Jakarta.

Dia mengatakan, selain KSM juga akan digelar Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma). Kedua kegiatan tersebut akan berlangsung di kota Malang, Jawa Timur, mulai tanggal 5-9 November 2013 mendatang.

"Intinya kami ingin riset bukan menjadi kegiatan yang jelimet. Karena kehidupan sehari-hari seperti pedagang juga riset. Kita tumbuhkan budaya riset," papar dia.

Nurcholis mengatakan, penyelenggaraan kompetisi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan anak didik dalam kegiatan belajar. Selain itu membuka ruang mereka untuk berkreasi dengan ilmu yang didapatnya.

"Kami berharap siswa madrasah dapat meningkatkan keterampilan, kebugaran, kepribadian, seni olahraga dan lainnya. Jadi tidak hanya sains dan ilmu agama saja. Inilah tujuan kami menggelar Aksioma," kata dia.

Nantinya, kegiatan KSM dan Aksioma yang dihadiri sekitar 2700 peserta seluruh provinsi sekaligus menjadi momentum digelarnya Rembug Pimpinan Madrasah.

"Forum rembug madrasah ini untuk memberi masukan. berkaitan dengan desain perencanaan program bagi kemajuan Madrasah untuk 2014 mendatang," tegasnya.
Sumber : sindonews.com

Demikian info mengenai Tingkatkan mutu madrasah, Kemenag adakan KSM dan Aksioma, semoga ada manfaatnya.(Abdi Madrasah)

Jumat, 01 November 2013

Peserta PLPG Tahap VIII LPTK IAIN Walisongo Semarang bagi Guru Madrasah


Sahabat Abdima,
Pada pelaksanaan PLPG Tahap I sampai dengan Tahap IV LPTK IAIN Walisongo Semarang telah melaksanakan PLPG untuk Guru PAI di Jawa Tengah dan dilanjutkan untuk Tahap V, Tahap VI, Tahap VII dan kali ini Tahap VIII merupakan PLPG bagi Guru Madrasah yang telah melaksanakan Uji Kompetensi Awal (UKA) pada tanggal 8 September 2013 yang lalu.

Pelaksanaan PLPG Tahap VIII LPTK 206 IAIN Walisongo Semarang menurut Jadwal akan dilaksanakan mulai tanggal 11 - 19 November 2013, dan untuk mengetahui daftar pesertanya per-kabupaten/kota silahkan unduh tautan dibawah ini :